Saturday, October 14, 2006

Dedicated To Mas Wowox

Satu lagi tulisan inspiring darinya.
*Cit, kamu mau saya sebut nama di sini? We havent discussd this :p

---------------------------------------------------------
My Relationship With Foucault

Mengenal kamu memang membuat saya merindukan masa-masa dulu…

Masa-masa saya, Mas Wowox, dan Bebek Kuning bertengkar soal Foucault…

Aku ngga peduli Foucault ngomong apa lagi! Aku cuman mau pake teorinya yang ini titik. Aku ngga mau eksplor dia lagi! Semakin di-eksplor, aku makin kehilangan arah!!”

Lalu, masa-masa saya menangis, memohon supaya skripsi saya ngga perlu diselesaikan…

Aku ngga pernah bisa ngeliat ujungnya…aku ngga bisa ngebayangin gimana skripsi ini selesai… ”

Saya memang keras hati… Sejak pertama saya denger CDA ala Foucault, saya tahu bahwa teori itu bisa membuktikan teori saya tentang media… dan saya ingin membuktikannya… Meskipun….

Cieee, Cicit… gaya banget deh pake Foucault!”

Alaah, kenapa susah-susah sih? Yang penting lulus cepet lah cit…”

Cuman satu yang dukung saya waktu itu… mendukung, menemani, membantu, dan meyakinkan bahwa CDA akan menemukan ujungnya dengan sendirinya…

Tolong sampaikan tulisan ini ke Mas Wowox ya… Saya ingin dedikasikan ini karena dia selalu ada saat itu..

Asumsi Awal: Dua tahun bekerja sebagai pengelola pesan di media, membuat saya menolak mentah-mentah teori klasik bahwa media itu jahat. Bahwa media dengan sengaja mempengaruhi khalayaknya, membentuk agenda setting, menusuk khalayaknya seperti jarum suntik dan memaksakan pengaruhnya…

Bagaimana saya bisa setuju? Dalam menyusun pesan, banyak hal yang harus saya perhatikan… Harus sesuai trend, harus sesuai kebutuhan pendengar, harus sesuai kemauan pengiklan, harus begini-harus begitu…

Langkah Awal: Saya adalah generasi yang ingin eksis. Generasi yang selalu up date dengan trend. Dan saya punya cita-cita untuk selalu eksis di dunia populer. Jadi, skripsi saya harus populer doong?!

Satu terminology yang sedang trend saat itu: METROSEKSUAL!!

I have to use that terminology di skripsi saya..

Masalahnya… saya tidak menemukan teori yang bisa saya gunakan… Sampai saya dikenalkan pada Foucault yang percaya pada kecelakaan sejarah… yang mengatakan bahwa Y tidak selamanya disebabkan oleh X…

So I have to use Foucault to verify my theory… No Matter What!!

Perjalanan Panjang: Dasar dari Foucault adalah sejarah. Jadi saya berkelana mencari asal muasal Metroseksual…

Saya berkenalan dengan Mark Wahlberg dan celana dalam Calvin Klein-nya yang terkenal: SHORT BRIEF

Saya juga berkenalan dengan Mark Simpson, gay yang menciptakan kata METROSEKSUAL…

Saya sampai bercita-cita bekerja di Mark Plus & Co karena merekalah agency Indonesia yang pertama kali melakukan riset tentang Metroseksual…

Saya juga harus berkencan dengan Ery Prakasa, Editor In-Chief FHM Indonesia, majalah laki-laki yang dinobatkan sebagai majalah metroseksual pertama di Indonesia (kenapa nama editor in-Chief nya bukan Mark Prakasa ya?)

Tapi itu baru awalnya…

Setelah berbulan-bulan menyusun sejarah panjang Metroseksual (silakan liat cerita lengkapnya di jurusan), saya harus mencari relasi kuasa antara Metroseksual dan FHM… Jadi saya harus mengupas satu demi satu semua rubrik di FHM… mencari hubungan antara kajian feminis, aktivitas kaum gay, kapitalisme, dan kebiasaan pria-pria straight metroseksual yang doyan grooming… icon nya adalah






Saat itu, siklus hidup saya adalah:

11 to 8 kerja di Radio – 8 to 3 ngetik skripsi – 7 to 10 bertengkar sama mas wowox membahas skripsi…

Dan, skripsi saya masih juga belum selesai…

Karena seminggu sebelum deadline penyerahan skripsi, Bu Eni menyatakan bahwa kajian saya terlalu focus ke wacana Metroseksual dan tidak mengupas FHM –sang media- cukup dalam…

Putus asa… mau nangis…mau muntah… mau mati…

Seminggu penuh ngejar-ngejar orang FHM, pulang pergi Jakarta-Bandung untuk menyaksikan mereka memproduksi satu FHM, begadang dengan mas Wowox, bebek kuning, dan kopi tubruknya…

Akhirnya: saya berhasil membuat peta relasi kuasa antara rutin media FHM, kajian feminis, perilaku gay, dan kapitalisme…

Saya berhasil membuktikan bahwa FHM tidak hanya memproduksi pesannya karena kapitalisme… bahwa FHM adalah sebuah media yang tunduk pada kuasa-kuasa lain yang tidak terduga… Coba, siapa yang setuju bahwa FHM ada karena semangat feminis perempuan semakin kuat?! Teori yang susah diterima kan? Well, but it is!!

Ingin sekali dengan bangga saya tampilkan peta tersebut… tapi file nya udah entah dimana… (mungkin mas Wowox masih simpan?)

Dengan sombong, saya akan menyatakan bahwa peta itu sangat spektakuler. Memang ada satu panah yang salah arah, tapi toh tidak satu pun dosen penguji menyadarinya kecuali Mas Wowox dan Bu Eni yang saat itu ada di kubu saya… hehehe…

And here I am… dengan sombong pula saya ingin bilang bahwa…

Meskipun kamu bekerja full time sambil kuliah, meskipun kamu ingin mengusung tema paling populer dengan menggunakan pisau analisis kritis paling rumit, kamu tetap bisa lulus 4 tahun dengan predikat cum laude… :D

Berpikir kritis dan tetap trendy… salah satu misi hidup saya yang masih saya jalani, hahahaha…. (bahasa Pak Rachman adalah Otak kiri-Kantong kanan)

Dan dengan rendah hati, saya ingin bilang bahwa… kalau saya tidak belajar di Manajemen Media Fikom Unpad, itu semua tidak akan terjadi…

No comments: