Thursday, August 24, 2006

Tentang Ospek (loh, bukan tentang media dan advertising lagi?)

Mahasiswa fikom unpad telah begitu banyak, seiring tren yang berkembang dalam industri yang berhubungan dengan komunikasi, dan kebutuhan fakultas akibat BHMN.

Berapa ribu mahasiswa fikom? Angka pastinya saya tidak tahu. Dan bukan tentang angkanya nih, sebenarnya. Terasa dari sumpeknya suasana di kampus pas prime time jam kuliah. Terasa dari susahnya mencari ruangan kalo jadwal kuliah diganti. Terasa dari banyaknya muka-muka asing yang ditemui di kampus.. Tentu ini salah satu dasar pemikiran yang membuat sebagian kita berpikir perlunya ospek. “demi persatuan” “kekompakan”, “mengenal kampus”, “saling kenal”, dsb..

Saya tidak tahu di mana hasil ospeknya. Ternyata kita semua masih belum saling kenal satu sama lain, ternyata kita masih sering kebingungan dalam mengisi KRS, ternyata kita masih belum tahu nama dan muka setiap dosen, ternyata masih ada yang bingung parkir, ternyata tidak banyak yang didapat dari ospek.

Karena gagasan-gagasan ideal dalam ospek fakultas, sebenarnya tidak realistis lagi. Tidak relevan pula. Inilah yang ingin saya sampaikan. Bahwa dalam kerumunan yang terlalu crowded ini, gagasan tentang persatuan, keakraban, dsb itu tidak relevan. Bahwa untuk orientasi mahasiswa terhadap lingkungan kampus, semua akan belajar sendiri. Dan proses belajar itu terus dijalanai sampai lulus nanti. Kita terus mengubah dan menyesuaikan orientasi kita terhadap kampus ini. Ada atau tidak ada ospek.

Dalam kerumunan di kantin tadi pagi, saya membayangkan betapa sebenarnya kita ini seperti segerombolan manusia dalam sebuah angkot. Secara fisik kita begitu dekat, saling bersentuhan malah. Tapi kita tidak tertarik untuk saling menyapa, atau sekadar tersenyum. Kecuali terhadap beberapa teman yang kebetulan bertemu di angkot tersebut. Kita berbagi ruang dalam angkot tersebut. Tapi masing-masing datang dari tempat yang berbeda, dan dengan tujuan yang berbeda-beda pula. Kebetulan saja sekarang lagi ada di tempat yang sama. Sekadar singgah, sekadar lewat. Karena toh, kita semua tahu ini menuju ke mana. Kita semua tahu nanti akan turun di mana, sewaktu-waktu, cepat atau lambat. Angkot itu, seperti kuliah, udah ada rutenya, udah ada sopirnya. Tinggal kita mau turun di mana.

Maka, sekelompok orang yang bergabung dan mengatasnamakan seluruh penumpang angkot, tidak akan terlalu menarik untuk penumpang yang lain… Buat apa lah…
Toh mereka tidak akan bisa mengubah rute angkot tersebut, misalnya. Tidak ada cukup legitimasi dan otoritas untuk melakukan sesuatu yang signifikan. Ini saya bicara analogi tentang Lembaga Kemahasiswaan.

Karena hubungan antara suatu rejim pengurus Lembaga Kemahasiswaan (BEM), dengan ospek yang diadakan pada tahun tsb ternyata sangat erat. Sinyalemennya ke arah sana. Entah sekadar pembuktian achievement lah, entah bagian dari program regenerasi lah, entah mau doktrin apa lah.. Kental sekali pengaruh rejim nya. Kiri-kanan, klasik sekali….

Pada akhirnya, saya pikir kalopun toh keukeuh mau bikin ospek tingkat fakultas, silahkan saja. Asal jangan ganggu kuliah, asal jangan pake urat, asal jangan lupa solat haha..

Toh, buat isi waktu aja. Iseng-iseng kan?
(btw, dulu sebagai MaBa, saya ikut sampai Kiara Payung loh)

1 comment:

Anonymous said...

Ospek fakultas... Hmmm... Gue pikir, ospek itu salah satu wadah buat gue buat mengenal lingkungan baru gue. Dari ospek, gue bisa kenal bnyk temen seangkatan...sama akang2 n teteh2 juga... Dan kalau bingung parkir di mana, hmmm mungkin karena pas ospek gak boleh bawa kendaraan yak...(thn 98 gak boleh, entah ya skrng) Gw ga tau sih, ospek fakultas yg nowadays seperti apa... Mungkin terlalu singkat atau "iseng" kali ya? Let's juz think positive... Setelah gue lulus, kok ya, kisah2 saat ospek itu bisa memberikan cerita2 yang bisa membuat gw tersenyum yah (malem2 cari matras ijo gonjreng, makan roti berjamur, makan dengan aroma basi, gak beol selama berhari2)... dan lebih lagi... bisa membuat orang lain turut tersenyum... Dan yang pasti I knew some of my best friends saat ospek fakultas, dan sampai detik ini gue masih bersahabat dengan mereka... Luv ya all...